26,Nov,2015

CEO Intellecap: Ingin Bantu 300 Entrepreneur Indonesia

Sebelum bergabung dengan Intellecap sejak 6,5 tahun yang lalu, Nisha Dutt mengawali karier pertamanya di sebuah perusahaan konsultan di San Fransisco, Amerika Serikat. Wanita usia 38 tahun itu telah melanglang buana selama 15 tahun di berbagai perusahana multinasional dengan keahliannya dalam strategi bisnis dan operasi sebuah korporasi.

Lulusan Teknik Industri dan Manajemen dari Universitas Oklahoma serta peraih gelar MBA dari Universitas Ohio Amerika Serikat itu, punya kegemaran mengoperasikan pesawat terbang ke wilayah terdekat di India satu bulan sekali sebagai bagian dari penyegaran dari rutinitas hariannya.


Nisha Dutt, CEO Intellecap

Meski punya hobi yang berbeda dari wanita pada umumnya, namum prestasi dan pengalamannya di bidang manajemen rantai suplai (supply chain management), manajemen penyedia, dan outsourcing-offshoring, tidak perlu diragukan lagi. Terbukti dengan muncul namanya di berbagai perusahaan terbuka di India sebagai Board of Directors (BOD).

Di bawah komando Nisha, untuk pertama kalinya di Indonesia, Intellecap menyelenggarakan Sankalp Southeast Asia Summit 2015. Yaitu, wadah ekosistem kolaboratif bagi UKM dan perusahaan tahap awal (startUp) untuk mendukung pertumbuhan wirausaha lebih jauh lagi.

Menurut bungsu dari 3 bersaudara itu, sejak 2009 lewat event Sankalp Forum yang digarap Intellecap, telah menghubungkan lebih dari 400 perusahaan dengan investor dan penyandang dana, serta membangun komunitas sebesar 23,000 anggota.

Mengenai kedatangan pertama kalinya ke Indonesia, Nisha berharap Indonesia menjadi pintu pembuka Intellecap ke negara-negara Asia Tenggara lainnya. Apalagi dengan pertumbuhan bisnis pemula (star up) yang signifikan di Indonesia, Nisha menargetkan di bawah komandonya,

Intellecap dapat menjadi brand global yang berpengaruh dan bisa membantu 300 enterpreneur di Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun ke depan.

Berikut ulasan eksklusif Syukron Ali dengan CEO Intellecap, Nisha Dutt di sela-sela acara Sankalp Forum yang diselenggarakan belum lama ini Jakarta:

Sejak kapan Anda menempati posisi CEO di Intellecap?

Saya sudah bergabung dengan Intellecap sejak 6,5 tahun yang lalu. Sedangkan untuk posisi sebagai CEO sendiri, baru saya emban sejak satu tahun ini. Sebelum menjadi CEO, saya menempati posisi di Intellecap sebagai konsultan dan tim riset.

Bagaimana dinamika pekerjaan Anda sebagai CEO?

Tentunya sangat senang, namun semakin tinggi posisi atau jabatan seseorang tanggung jawab yang diamanahkan akan semakin besar untuk membawa Intellecap menjadi perusahaan yang terus tumbuh dan menjadi pemimpin di bidang praktek konsultasi bisnis.

So far, saya sangat enjoy menjalankannya, sebab di Intellecap iklim pekerjaan yang saya rasa sangat berbeda dengan pekerjaan saya sebelumnya. Di Intellecap kami fokus pada pengembangan sebuah negara. Dan itu sangat menyenangkan.

Sebelumnya Anda bekerja di mana?

Sebelum bergabung dengan Intellecap 6,5 tahun yang lalu saya bekerja di Deloitte Counsulting di San fransisco Amerika Serikat. Dengan area pekerjaan seputar strategi pencapaian, merger dan akuisisi, pengembangan model operasi alternatif dan perencanan transisi bagi sebuah perusahaan.

Sejak tinggal dan meniti karier di Amerika Serikat selama 12 tahun, akhirnya saya putuskan untuk kembali ke India berkumpul bersama keluarga saya dan akhirnya saya bergabung dengan Intellecap.

Kenapa memilih Indonesia? Tidak ke negara tetangga di ASEAN lainnya?

Kami memilih Indonesia karena termasuk dari negara yang ekonominya sedang berkembang dan kami ingin membantu dalam pembentukan ekosistem yang lebih baik. Selain itu, kami melihat Indonesia dengan jumlah populasi penduduk yang banyak, sangat tepat untuk dikembangkan semangat kewirausahaanya. Sedangkan negara tetangga Indonesia seperti Singapura misalnya, ekosistemnya sudah terbentuk dan sudah berkembang pesat.

Untuk memasuki Indonesia sendiri, tidak ada kesulitan bagi kami, karena sebelumnya Aavishkaar yang juga satu grup dengan kami sudah ada di Indonesia terlebih dahulu sejak dua tahun yang lalu. Mereka di Indonesia melakukan konsolidasi dengan berbagai stakeholder untuk mengetahui peluang-peluang usaha dan memperikan investasi kepada perusahaan di Indonesia yang sesuai kreteria.

Apa itu Aavishkaar?

Jadi, Aavishkaar Frontier Fund, adalah perusahaan investasi (Venture Capital Investment) dari India yang juga partner Intellecap dalam membangun ekosistem bisnis yang berkesinambungan. Salah satu bentuk kegiatan rutin kami dengan Avishkaar adalah Sankalp Forum yang sudah dikerjakan di berbagai wilayah di India.

Berapa total investasi dari Aavishkaar?

Sejak tahun 2007, Aavishkaar telah memberikan sebanyak 46 investasi di berbagai sektor bisnis dengan total pendanaan mencapai US$ 200 juta dari berbagai negara seperti Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan dan sekarang Indonesia.

Untuk Indonesia sendiri, Aavishkaar secara resmi memberikan investasi ke sektor perikanan, yang diberikan kepada North Atlantic Inc (NAI), anak perusahaan dari PT Bali Seafood untuk membantu nelayan Indonesia menjual hasil lautnya dalam keadaan beku ke supermarket-supermarket dan restoran-restoran di Amerika Utara dan Asia.

Untuk Indonesia, berapa nilai investasi yang dikeluarkan?

Dari total Investasi yang dialokasikan sebesar US$ 75 juta kira-kira sebesar 35%nya akan dialokasikan untuk investasi di Indonesia.

Untuk sektor apa saja?

Beberap sektor yang menjadi minat investasi yaitu di sektor pariwisata, kesehatan air dan sanitasi, finansial. Tapi untuk kepastian sektornya sendiri, saat ini kami masih terus melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak di Indonesia.

Apa keunikan yang Anda tawarkan dalam investasi?

Dapat dipastikan perbedaan mendasar dari kami adalah kami tidak seperti sebuah korporasi yang membuka pabrik di suatu negara dan kami mengeruk segala potensinya untuk keuntungan kami pribadi. Namun, kami benar-benar ingin mengembangkan potensi lokal dari negara itu sendiri dengan membantu mengembangkan ekosistem bisnisnya sehingga penduduk lokal bisa menjadi pengusaha di tanah kelahirannya sendiri.

Kalau itu prinsip Anda, lalu apa benefit apa yang Anda terima?

Sebagaimana yang telah kami aplikasikan di India dan Afrika, dari segala pengetahuan, pengalaman yang kami bagikan dalam berbagai Sankalp forum bisa melahirkan banyak pengusaha dan dengan sendirinya ekosistem yang sudah dikembangkan akan semakin luas.

Para investor dapat memberikan investasinya ke berbagi pengusaha, dan pengusaha akan semakin berkembang yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang semakin sehat. Karena kami percaya dengan semakin banyak kolaborasi maka akan tercipta sebuah iklim bisnis yang semakin baik dan segala ekosistemnya akan terus berkembang.

Apa targetnya di Indonesia?

Well, selama 7 tahun kami membuat Sankalp Forum di India dan kami berhasil membantu 600 entreprenuer mengembangkan bisnisnya. Harapan kami Indonesia bisa membantu sebanyak 300 entrepeneur dalam kurun waktu tiga tahun.

Bagaimana caranya?

Pastinya tidak hanya berhenti pada forum bisnis saja, kami juga akan membantu dalam fasilitas inkubasi para entrepreneur dan bekerjasama dengan berbagai instansi terkait seperti HIPMI untuk membangun partnership dalam membantu para entrepreneur di Indonesia.

Apa tips Anda untuk para entrepreneur?

Tidak hanya untuk para entrepreneur, siapa saja yang menjalankan karirnya harus mengambil resiko (take a risk) dalam bekerja untuk mendapatkan pengalaman dengan mengerjakan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Kondisi ekonomi yang selalu berubah-ubah, harus membuat diri kita semakin inisiatif untuk melakukan sebuah terobosan, jangan takut dengan melakukan hal baru.

Lalu, percaya dengan apa yang sudah diambil, jujur serta inegritas dalam segala hal. Selanjutnya yang bisa mengendalikan iklim entrepeneur menjadi lebih baik adalah dengan menerapkan prinsip Empowerment. Dan prinsip itu pula yang kami terapkan selama ini di Intellecap

Bagaimana Anda membagi waktu untuk keluarga?

Ya, bekerja secara seimbang memang sangat diperlukan. Dan saya selalu mencoba untuk work balancing. Pada prinsipnya saya mencoba untuk kembali ke rumah setiap weekend di manapun saya bekerja. Saya juga selalu menempatkan diri pada tempat yang tepat, kapan harus bekerja secara fokus untuk Intellecap dan kapan harus melakukan hiburan disela-sela pekerjaan.

Apa harapan Anda untuk Intellecap?

Saya berharap Intellecap bisa menjadi global brand dan ambisi saya ingin membawa Intellecap menjadi 10 perusahaan terbesar di dunia. (EVA)

View full article